Selasa, 15 Mei 2012

Aceh Tamiang

Nama Resmi : Kabupaten Aceh Tamiang
Ibukota : Karang Baru
Luas Wilayah : 1,935,72  Km²
Jumlah Penduduk : 234.611 Jiwa (Sensus Penduduk 2000)
Wilayah Administrasi : Kecamatan : 8, Desa : 128
Bupati :
Drs. H. Abdul Latief
Wakil Bupati : H. Awaluddin, SH.,SpN.,MH
Alamat Kantor : Jl. Ir. Juanda, No.69. Karang Baru.
Telp. (0641) 332899
Website : www.acehtamiangkab.go.id

 
SEJARAH
Tamiang pada awalnya merupakan satu kerajaan yang pernah mencapai puncak kejayaan dibawah pimpinan seorang Raja Muda Setia yang memerintah selama tahun 1330 - 1366 M. Pada masa kerajaan tersebut wilayah Tamiang dibatasi oleh daerah-daerah : 
* Sungai Raya / Selat Malaka di bagian Utara
* Besitang di bagian Selatan
* Selat Malaka di bagianTimur
* Gunung Segama ( gunung Bendahara / Wilhelmina Gebergte ) di bagian Barat.
Pada masa kesultanan Aceh, kerajaan Tamiang telah mendapat Cap Sukureung dan hak Tumpang Gantung ( Zainuddin, 1961, 136 - 137 ) dari Sultan Aceh Darussalam, atas wilayah Negeri Karang dan negeri Kejuruan Muda. Sementara negeri Sulthan Muda Seruway, negeri Sungai Iyu, negeri Kaloy dan negeri Telaga Meuku merupakan wilayah-wilayah yang belum mendapat cap Sikureung dan dijadikan sebagai wilayah protector bagi wilayah yang telah mendapat cap Sikureung.   Pada tahun 1908 terjadi perubahan Staatblad No.112 tahun 1878, yakni Wilayah Tamiang dimasukkan ke dalam Geuverment Aceh en Onderhoorigheden yang artinya wilayah tersebut berada dibawah status hokum Onderafdelling.   Dalam Afdeling Oostkust Van Atjeh ( Aceh Timur ) terdapat beberapa wilayah Landschaps dimana berdasarkan Korte Verklaring diakui sebagai Zelfbestuurder dengan status hukum Onderafdelling Tamiang termasuk wilayah-wilayah :
* Landschap Karang
* Landschap Seruway / Sultan Muda
* Landschap Kejuruan Muda
* Landschap Bendahara
* Landschap Sungai Iyu, dan
* Gouvermentagebied Vierkantepaal Kualasimpang.   
"TAMIANG" adalah sebuah nama yang berdasarkan legenda dan data sejarah berasal dari : "Te - Miyang" yang berarti tidak kena gatal atau kebal gatal dari miang bambu. Hal tersebut berhubungan dengan cerita sejarah tentang Raja Tamiang yang bernama Pucook Sulooh, ketika masih bayi ditemui dalam rumpun bambu Betong ( istilah Tamiang "bulooh" ) dan Raja ketika itu bernama Tamiang Pehok lalu mengambil bayi tersebut. Setelah dewasa dinobatkan menjadi Raja Tamiang dengan gelar "Pucook Sulooh Raja Te - Miyang", yang artinya "seorang raja yang ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak kena gaatal atau kebal gatal".

Pages - Menu